Selasa, 22 November 2016

Image Forensic, Menganalisa keaslian Foto Part 2


Pada kesempatan kali ini kita kembali lagi menganalisa foto yang lain dari kemarin, kali ini kita akan menganalisa beberapa foto yang menghadirkan makhluk lain frekuensi untuk dianalisa keabsahan fotonya apakah asli atau rekaan

1.

karena gambar tidak memiliki exif metadata maka langsung saja kita ke metode ELA(Error Level Analysis) 
  
inilah hasil setelah kita upload di http://fotoforensics.com/ , kita perhatikan pada bagian makhluk astral :v , kita dapati ada titik berwarna biru dan titik berwarna merah atau yang dinamakan rainbowing, dan rainbowing ini sering muncul saat sebuah foto sudah diedit menggunakan produk dari Adobe, seperti Photoshop, dll. GIMP juga dapat menghasilkan efek rainbowing, tapi tidak sejelas produk dari Adobe, kita lanjut ke metode pola ketajaman pixel untuk memperkuat bahwa foto sudah direkayasa, berikut hasil Zooming foto



dapat dilihat pola ketajaman pixelnya jauh berbeda antara makhluk dua alam tersebut, pada anak laki-laki pola pixelnya sedikit lebih kasar dari si makhluk astral, jadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa foto tersebut kemungkinan sudah pernah di edit diperkuat dari metode ELA maupun metode pola ketajaman pixel.





Seperti biasa langkah awal kita analisa foto dengan mengambil informasi exif metadata



Dapat kita ambil informasi dari foto diatas dengan jpegsnoop bahwa exif software sudah berubah menjadi Adobe Photoshop CS2 dan signaturenya sama, artinya foto sudah pernah di modifikasi, lanjut ke metode ELA (Error Level Analysis), kita perhatikan foto hasil ELA dibawah 

jika diperhatikan kualitas dari foto memang sudah tidak bagus lagi ditandai dari banyaknya titik titik putih yang sudah keluar dari garis objek, sehingga kemungkinan foto pernah mengalami cropping  dan sudah berulang kali di resave, disinilah kekurangan metode ELA, Karena kesulitan dalam metode ELA, maka kita tindak lanjuti ke metode Zooming pixel, sekarang kita perhatikan baik baik foto yang saya zoom



Secara ketajaman pixel memang tidak ditemukan kejanggalan, dan menurut pengamatan saya foto itu memang asli  tetapi coba kita perhatikan lagi lebih jeli, si "dia" menggunakan sepatu?  dan terlihat bayangan si "dia" walau tidak nampak begitu jelas, jadi kesimpulan bahwa foto memang asli tanpa ada retouch pada foto, lalu mengapa pada exif metada tampak menggunakan  software Photoshop? karena kemungkinan gambar tidak di retouch tetapi hanya mengalami resave ulang pada software pengolah gambar tersebut.

3  


Berbeda dengan foto sebelumnya, kali ini kita akan menganalisa fotonya menggunakan tools lain yaitu www.imageforensic.org, pertama kita upload dulu foto diatas untuk dianalisa lalu pilih Analyze





Berikut hasilnya ada beberapa informasi yang kita peroleh, disitu terlihat gambar tidak memiliki exif metadata kita lanjut ke ELA


dari hasil ELA pun dapat kita simpulkan sepertinya sulit untuk ditemukan Error Levelnya, Selanjutnya kita langsung ke Metode Ketajaman Pixel 



Dilihat dari pola pixel pun tidak ditemukan kejanggalan, karena kualitas foto yang memang sudah buruk, exif metada pun sudah hilang, hingga ELA yang sulit ditemukan Level errornya karena kemungkinan hasil resave ulang, jadi menurut pendapat saya foto ini bisa kemungkinan asli ataupun kemungkinan sudah di manipulasi, karena foto sulit di analisa ketika foto tersebut kualitasnya sudah rendah




Hampir sama dengan foto diatas, foto ini tidak memiliki exif metadata, Error Level Analysis yang sulit ditemukan error levelnya, hingga Zooming pola pixel pun sepertinya memang tidak ditemukan kejanggalan, namun pada foto ini maupun foto yang sebelumnya memiliki nilai Luminance dan Chrominance yang tinggi, dan nilai Luminance dan Chrominance menandakan bahwa foto yang memiliki nilai tinggi adalah asli, namun sekali lagi nilai bukanlah sebuah acuan, karena masih banyak sekali metode untuk menganaliasa suatu gambar/foto, seperti menganalisa clone, histogram, duplicate, up down color, dan masih banyak lagi metode untuk menganalisa keaslian sebuah foto. jadi jangan mudah percaya pada foto hanya dengan melihatnya saja tanpa analisa lebih dulu pada foto tersebut.


Senin, 21 November 2016

Image Forensic, Menganalisa keaslian Foto


Selama ini petunjuk yang dijadikan acuan untuk menentukan keaslian sebuah foto hanyalah berdasarkan informasi dari metadata yang terdapat pada foto tersebut, walau terkadang kita dapat membedakan sebuah foto itu asli atau palsu hanya dengan melihatnya, tapi beberapa editor profesional dapat mengedit sebuah foto dan terlihat sangat alami seperti tanpa adanya rekayasa pada foto tersebut, Berikut ini beberapa metode yang dapat digunakan untuk membedakan foto asli atau rekayasa:

1. Exif Metadata

   Pada dasarnya metadata adalah istilah dalam dunia teknologi informasi, yang kurang lebih berarti data yang merekam informasi penting mengenai sebuah file. Sementara EXIF sendiri adalah metadata yang khusus dipakai dalam dunia fotografi digital. EXIF menyimpan banyak informasi detail tentang sebuah file foto digital. EXIF adalah sebuah singkatan yang kepanjanganannya Exchangeable Image Format.

2. ELA (Error Lever Analysis)

   Tingkat kesalahan level pada sebuah gambar, dengan mengidentifikasikan area  pada suatu gambar dengan level kompresi yang berbeda.

3. Pola ketajaman pixel

   Sebuah foto asli seharusnya memiliki pola yang sama, semisal itu di bagian wajah, tubuh, atau background. Pola ini dapat dilihat jika foto tersebut di zoom hingga kelihatan piksel-pikselnya

Contoh Kasus:
Disini saya menyiapkan beberapa foto yang masing masing memiliki pembandingnya;

->Foto A
Pada kedua foto sekilas memang tidak bisa dibedakan mana foto yang asli, 

maka kita lanjut menggunakan metode Exif metadata pada foto, caranya pencet tombol alt+Enter pada foto kemudian lihat di bagian details,




diatas terlihat bahwa foto 1 (Kim Jong-un membawa disket) tidak memiliki exif metadata, dan pada foto 2 terlihat bahwa foto pernah di olah menggunakan software Adobe Photoshop 7,jadi kesimpulan sementara berdasarkan exif metadata foto 1 asli dan foto 2 kemungkinan sudah di modifikasi
tetapi kita tidak boleh menganalisa foto hanya mengacu dan mengambil kesimpulan foto pada metadatanya saja, seperti yang ditulis diatas, karena sekedar proses save ulang foto saja pada sofware pengolah gambar dapat mengubah atau bahkan menghilangkan metadata pada sebuah foto/gambar, maka kita akan mencoba dengan metode selanjutnya yaitu dengan metode Error Level Analysis (ELA) menggunakan bantuan situs http://fotoforensics.com/ 

Pertama kita buka dulu http://fotoforensics.com kemudian upload atau masukkan URL yang akan di analisa



Setelah kedua foto diatas selesai di upload kita lihat ada perbedaan yang sangat kontras antara kedua fotonya, foto 1 (disket yang dipegang) memiliki kualitas level (noise) yang berbeda dari foto orangnya, sedangkan foto 2 mempunyai kualitas level (noise) yang rata dan tidak ditemukan adanya kejanggalan


jadi dapat kita ambil sebuah kesimpulan berdasarkan Error Level Analysis, bahwa foto 1 kemungkinan sudah di manipulasi dan foto 2 original /asli  


->Foto B
Lanjut ke foto berikutnya, Dibawah terlihat foto yang sama tapi tak serupa, artinya ada sedikit perbedaan antara kedua foto, coba perhatikan bagian kap mobil khususnya bagian atas brand mobil


pada foto 1 terlihat pada kap mobil warna cat nya sedikit mengelupas, sedangkan foto 2 terlihat masih mulus mulus saja :v , ini berdasarkan penglihatan saja mari kita telusuri lebih dalam lagi lewat Exif metadatanya menggunakan bantuan tools JPEGsnoop :




dari exif metada diatas sementara dapat kita simpulkan kalau foto 1 data Signature-nya berbeda artinya foto belum di modifikasi atau kemungkinan asli, dan menurut exif metadata foto 2 dari signature-nya sama, dan Exif Software sudah berubah, jadi foto 2 lah yang kemungkinan yang sudah di manipulasi
walaupun kita dapat menggali banyak informasi sebuah foto dari exif metadatanya, tetapi seperti foto sebelumnya exif metadata bukanlah sebuah acuan untuk menentukan keaslian foto/gambar, maka kita lanjutkan lagi analisa foto ke metode ELA ( Error Level Analysis)

Sama seperti cara diatas setelah foto di upload, kemudian kita teliti perbedaan kualitas level noise antara kedua foto




dari kedua fotonya kita tidak menemukan perbedaan kualitas level noise yang berarti , artinya dari kedua fotonya tidak ditemukan  kejanggalan, jika keadaan sudah seperti foto diatas maka kita akan mencoba metode Pola ketajaman pixel dengan Zooming foto




dan setelah foto dizoom terlihat foto 2 yang di lingkari pola warnanya tidak rata dengan warna disebelahnya, dan juga beberapa bagian pixel terlihat agak blur.


-> Foto C
Hampir sama dengan foto sebelumnya, ada beberapa perbedaan di kedua foto, dan kita akan mencari mana foto yang asli dan mana foto yang sudah di modifikasi, perhatikan kedua foto baik baik




Dan lihat perbedaannya antara foto 1 dengan foto 2 



lalu mana yang asli ?, oke kita cek exif metadatanya dulu





oke fix foto 1 mempunyai Signature yang sama artinya ada indikasi foto sudah di manipulasi dan ditambah exif softwarenya yaitu Adobe Photoshop CS2 memperkuat kalau foto  benar benar sudah di modifikasi , dan foto 2 terlihat masih aman aman saja, artinya exif metadatanya masih original di ambil dari kamera handphone HTC 7 Trophy dengan software bawaan kamera, dan kemungkinan handphone bersistem operasi windows phone, karena foto berukuran cukup besar untuk di upload di fotoforensics.com, dan untuk menghemat kuota maka penulis dengan bijak langsung saja ke metode berikutnya yaitu Pola ketajaman pixel, oke langsung saja kita zoom pada spot spot foto 2 yang diduga adalah foto rekaan si dia




Untuk mencari kejanggalan foto, maka foto sedikit saya kalibrasi brightness dan kontrasnya, dan  pada bagian yang saya lingkari adalah bagian yang janggal karena disana masih sedikit tertinggal garis node pada foto



Dan pada spot ini pun menurut saya, juga agak janggal karena terlihat ada blur pada foto, perhatikan pada gambar yang di lingkari,


Jadi kesimpulannya adalah kemungkinan besar foto 1 adalah asli, dan foto 2 sudah di rekayasa sedemikian rupa


Baca Juga Part 2





Franz Aplikasi Mutichat




Dewasa ini kita tidak akan kekurangan stok aplikasi messaging. Begitu banyaknya, terkadang kita tidak menyadari kalau layar komputer dipenuhi oleh jendela-jendela aplikasi yang berpotensi mengalihkan perhatian pada jam-jam produktif.
Beruntung ada aplikasi baru bernama Franz. Aplikasi ini unik karena ia ingin menyatukan sebanyak mungkin layanan messaging di satu jendela terpusat. Sejauh ini sudah ada delapan layanan yang didukung: Slack, Facebook Messenger, WhatsApp, Telegram, Grape, HipChat, Skype dan Google Hangouts.



Jadi idenya adalah, ketimbang Anda membuka banyak jendela aplikasi atau tabbrowser demi login ke semua layanan tersebut, Anda bisa mengaksesnya dari satu jendela aplikasi Franz saja. Tampilannya memang sederhana, sepintas terkesan seperti sebuah web app, tapi yang penting semua fiturnya berjalan lancar, termasuk halnya notifikasi.

Lebih menarik lagi, Franz mendukung semacam fitur multi akun. Jadi semisal Anda tergabung dalam lebih dari satu tim Slack, Anda bisa mencantumkan semuanya di Franz dan mengaksesnya satu per satu dengan mudah melalui deretan tab di bagian atas.


Download Franz

Microsoft Gabung Komunitas Open Source Linux Foundation

Berita mengejutkan datang dari raksasa software Microsoft, dimana Micorosoft pada 17 November resmi bergabung dengan Linux Foundation sebagai anggota platinum dengan biaya paling tinggi.Jika 15 tahun lalu CEO Microsoft sebelumnya yaitu Steve Ballmer menyebut Linux sebagai “penyakit kanker”, kini mereka malah mengejutkan dunia dengan bergabung ke Linux Foundation sebagai Platinum Member.Sekilas Tentang Linux FoundationLinux Foundation merupakan organisasi pilihan bagi perusahaan dan para pengembang ngetop untuk membangun ekosistem yang mempercepat pengembangan teknologi terbuka dan adopsi komersial. Bersama-sama dengan komunitas open source dari seluruh dunia, mereke memecahkan masalah teknologi yang paling sulit sekalipun dengan menciptakan investasi teknologi terbesar secara besama-sama.Didirikan pada tahun 2000, Linux Foundation kini mampu menyediakan alat, pelatihan, dan acara untuk memajukan proyek open source yang berdampak ekonomi yang tidak dapat dicapai oleh perusahaan lain.



Microsoft sendiri telah menjadikan beberapa software unggulan mereka menjadi Open Source, seperti PowerShell, Visual Studio Code, JavaScript Engine Microsoft Edge, mengakuisisi Xamarin lalu mengopen-source kan SDK dan developer toolnya, membawa SQL Server ke Linux, merilis UWP Community Toolkit, bahkan bekerja sama dengan Canonical dengan menanamkan Bash Ubuntu ke Windows 10.
Dalam beberapa waktu terakhir memang Microsoft sangat aktif dalam berkontribusi di Open Source. Bahkan Microsoft kini telah menjadi salah satu perusahaan top dengan kontribusi Open Source terbesar di Github.